Langsung ke konten utama

LAPORAN SKENARIO JARINGAN KOMPUTER DENGAN ROUTER


I.    JUDUL

        " SKENARIO JARINGAN KOMPUTER DENGAN ROUTER "

II.  TUJUAN

1.      Mampu mengenal dan memahami Skenario Jaringan dengan Router
2.      Mampu memahami proses scenario Jaringan.
3.      Mampu mengimplementasikan skenarui Jaringan.


III.  ALAT 
     
1.      Komputer/Laptop
2.      Packet Tracker Cisco


IV. TEORI DASAR

Jaringan Komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya menggunakan protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi informasi, program – program, penggunaan bersama perangkat keras seperti printer, harddisk, dan sebagainya. Selain itu jaringan komputer bisa diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang berada diberbagai lokasi yang terdiri dari lebih satu komputer yang saling berhubungan. 
Router merupakan perangkat keras jaringan komputer yang dapat digunakan untuk menghubungkan beberapa jaringan yang sama atau berbeda. Router adalah sebuah alat untuk mengirimkan paket data melalui jaringan atau internet untuk dapat menuju tujuannya, proses tersebut dinamakan routing. Router memiliki fungsi utama untuk membagi atau mendistribusikan IP address, baik itu secara statis ataupun DHCP atau (Dynamic Host Configuration Procotol) kepada semua komputer yang terhubung ke router tersebut. Dengan adanya IP address yang unik yang dibagikan router tersebut kepada setiap komputer dapat memungkinan setiap komputer untuk saling terhubung serta melakukan komunikasi, baik itu pada LAN atau internet.

1. Bentuk Router dibagi menjadi 3, yaitu :

a)    Router PC
Router PC adalah komputer dengan sistem operasi yang memiliki fasilitas untuk membagi dan  men-sharing IP Address. Perangkat jaringan (PC) yang terhubung ke komputer tersebut akan dapat   menikmati  IP  Address  atau  koneksi  internet  yang disebarkan  oleh  sistem  operasi tersebut. Contoh sistem operasi yang dapat digunakan adalah semua sistem operasi berbasis client-server,  seperti  Windows  NT,  Windows NT  4.0, Windows 2000 server, Windows 2003 Server, MikroTik (Berbasis  Linux), dan lain-lain.

b)    Router Aplikasi
Router   aplikasi   adalah   aplikasi   yang   dapat   di-install   pada   sistem   operasi sehingga  sistem operasi  tersebut  akan  memiliki  kemampuan  seperti  router.  Contoh aplikasi ini adalah Winroute, WinGate, SpyGate, dan WinProxy.





c)    Router Hardware
Router  hardware  adalah  hardware  yang  memiliki  kemampuan  seperti  router sehingga dari  hardware tersebut dapat memancarkan atau membagi IP Address dan men-sharing  IP  Address.  Pada    prakteknya    router    hardware    digunakan    untuk membagi   koneksi   internet   pada   suatu ruang atau wilayah. Contoh dari router ini adalah router buatan pabrik seperti Cisco dan Planet.

2.  Algoritma Dynamic Routing

Router Dinamis adalah Router yang me-rute-kan jalur yang dibentuk secara otomatis oleh router itu    sendiri  sesuai  dengan    konfigurasi  yang  dibuat.  Jika    ada    perubahan topologi  antar  jaringan, router otomatis akan membuat ruting yang baru. Dynamic routing biasanya  digunakan  untuk  mengantisipasi  kelemahan  static  routing  yang  tidak  dapat mencari  jalur  alternative  jika  jalur  pengiriman  putus  sehingga  pake  data  tidak  dapat terkirim. Dynamic routing secara umum  dapat dibagi menjasi 2 kategori, yaitu Distance Vector dan link state routing protocol. antara lain :  Routing  Information Protocol (RIP), Interior Gateway Routing Protocol (IGRP), Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP),Open Shortest Path First (OSPF).
Sebuah  dynamic  routing  dibangun  berdasarkan  informasi  yang  dikumpulkan  oleh protokol  routing.  Protokol  ini  didesain  untuk  mendistribusikan  informasi  yang  secara dinamis mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routing mengatasi situasi routing yang  kompleks  secara  cepat  dan  akurat.  Protokol  routng  didesain  tidak  hanya  untuk mengubah  ke  rute  backup  bila  rute  utama  tidak  berhasil,  namun  juga  didesain  untuk
menentukan  rute  mana  yang  terbaik  untuk  mencapai  tujuan  tersebut.  Pengisian  dan pemeliharaan  tabel  routing  tidak  dilakukan  secara  manual  oleh  admin.  Router  saling bertukar  informasi  routing  agar  dapat  mengetahui    alamat  tujuan  dan  menerima  table


a.  Distance Vector

Algoritma routing distance vector  secara  periodik menyalin table routing dari router  ke  router.  Perubahan  table  routing  ini  di-update  antar  router  yang  saling berhubungan saat terjadi perubahan topologi. Setiap router menerima table routing dari router tetangga yang terhubung secara langsung. Proses routing ini disebut juga dengan routing Bellman-Ford atau Ford-Fulkerson.
Routing  vektor  jarak  beroperasi  dengan  membiarkan  setiap  router  menjaga tabel (sebuah  vektor) memberikan jarak yang terbaik yang dapat diketahui ke setiap tujuan dan saluran  yang  dipakai menuju tujuan tersebut. Tabel-tabel  ini  di-update dengan cara saling bertukar informasi dengan router tetangga. Routing distance vektor bertujuan  untuk  menentukan  arah  atau  vektor  dan  jarak  ke  link-link  lain  di  suatu internetwork. Sedangkan link-state bertujuan untuk menciptakan kembali topologi yang benar pada suatu internetwork.
Update table routing dilakukan ketika terjadi perubahan toplogi jaringan. Sama dengan proses discovery, proses update perubahan topologi step-by-step dari router ke router. Gambar diatas  menunjukkan algoritma distance vector memanggil ke semua router untuk mengirim ke isi table routing-nya. Table routing berisi informasi tentang total path cost yang ditentukan oleh metric dan alamat logic dari router pertama dalam jaringan yang ada di isi table routing, seperti skema oleh Analogi distance vector dapat dianalogikan  dengan  jalan  tol.  Tanda   yang  menunjukkan  titik  ke  tujuan   dan menunjukkan jarak ke tujuan. Dengan adanya tanda-tanda seperti itu pengendara dapat dengan mudah mengetahui perkiraan arak yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan. Dan tentunya jarak terpendek adalah rute yang terbaik.



b.  Link State
Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma Dijkstra atau algoritma shortest path first (SPF). Algoritma ini memperbaiki informasi database dari informasi topologi. Algoritma distance  vector  memiliki  informasi  yang tidak spesifik  tentang distance network    dan    tidak    mengetahui    jarak    router.    Sedangkan    algortima    link-state memperbaiki pengetahuan dari jarak router dan bagaimana mereka inter-koneksi. Beberapa fitur yang dimiliki oleh routing link-state adalah:
1)  Link-state advertisement (LSA) – paket kecil dari informasi routing yang dikirim antar router.
2)  Topological database – kumpulan informasi yang dari LSA-LSA.
3)  SPF algorithm – hasil perhitungan pada database sebagai hasil dari pohon SPF.
4)  Routing table – adalah daftar rute dan interface.


Konsep dari algoritma link state sebagai berikut :

1)  Setiap router mempunyai peta jaringan,
2)  Router    menentukan    rute    ke    setiap    tujuan    di    jaringan    berdasarkan    peta jaringan tersebut.
3)  Peta   jaringan   disimpan   router   dalam   bentuk  database  sebagai   hasil   dari pertukaran info link-state antara router-router bertetangga di jaringan tersebut.
4)  Setiap record dalam database menunjukkan status sebuah jalur dijaringan (link- tate).
5)  Menerapkan algoritma Dijkstra.
6)  Topologi jaringan dan link cost diketahui oleh semua node router.
7)  Dilakukan dengan cara mem-broadcast informasi link state.
8)  Semua node memiliki informasi yang sama.
9)  Menghitung cost terkecil dari satu node ke node lainnya.
10) Memberikan tabel rute untuk router tersebut setelah iterasi sebanyak n, diketahui link cost terkecil untuk n tujuan.



V. LANGKAH KERJA

            1.    Simulasi menggunakan protocol RIPv2



Tabel Routing Dari Gambar Desain Diatas,
Router A
Nomor    Destination    Netmask    Gateway    Interface    Keterangan
1    192.168.1.0    /24    *    Eth0    Direct Connection
2    192.168.2.0    /24    *    Eth1    Direct Connection
3    192.168.3.0    /24    192.168.2.253    Eth0    Indirect Connection
4    192.168.4.0    /24    192.168.2.253    Eth0    Indirect Connection
5    192.168.5.0    /24    192.168.3.253    Eth0    Indirect Connection

    Router B
Nomor    Destination    Netmask    Gateway    Interface    Keterangan
1    192.168.1.0    /24    192.168.2.254    Eth1    Indirect Connection
2    192.168.2.0    /24    *    Eth0    Direct Connection
3    192.168.3.0    /24    *    Eth1    Direct Connection
4    192.168.4.0    /24    *    Eth2    Direct Connection
5    192.168.5.0    /24    192.168.3.253    Eth0    Indirect Connection

    Router C
Nomor    Destination    Netmask    Gateway    Interface    Keterangan
1    192.168.1.0    /24    192.168.2.254    Eth1    Indirect Connection
2    192.168.2.0    /24    192.168.3.254    Eth1    Indirect Connection
3    192.168.3.0    /24    *    Eth0    Direct Connection
4    192.168.4.0    /24    192.168.3.254    Eth1    Indirect Connection
5    192.168.5.0    /24    *    Eth1    Direct Connection

   LANGKAH KERJA (Simple Configuration) :
a.    Konfigurasi Router A
1.    Doubel click router A kemudian pilih CLI
Router> enable
Router# configure terminal
2.    Setting IP Address A eth0 (example pada fa0/0) ke switch
Router(config)# interface FastEthernet0/0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.1.254 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
3.    Setting IP Address A eth1 (example pada fa0/1) ke Router B
Router(config)# interface FastEthernet0/1
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.2.254 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
4.    Tambahkan informasi pada table routing pada Router A
Router(config)# router rip
Router(config-router)# version 2
Router(config-router)# network 192.168.1.0
Router(config-router)# network 192.168.2.0
Router(config-router)# exit
Router(config)# exit
5.    Lihat hasil konfigurasi static routing pada Router A
Router# show ip route
b.    Konfigurasi Router B
1.    Doubel click router B kemudian pilih CLI
Router> enable
Router# configure terminal
2.    Setting IP Address Router B eth0 (example pada fa0/0) ke Router A
Router(config)# interface FastEthernet0/0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.2.254 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
3.    Setting IP Address Router B eth1 (example pada fa0/1) ke Router C
Router(config)# interface FastEthernet0/1
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.3.254 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
4.    Setting IP Address Router B eth2 (example pada eth0/1) ke Switch
Router(config)# interface Ethernet 0/0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.4.254 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
5.    Tambahkan informasi pada table routing pada Router B
Router(config)# router rip
Router(config-router)# version 2
Router(config-router)# network 192.168.2.0
Router(config-router)# network 192.168.3.0
Router(config-router)# network 192.168.4.0
Router(config-router)# exit
Router(config)# exit
6.    Lihat hasil konfigurasi static routing pada Router B
Router# show ip route
c.    Konfigurasi Router C
1.    Doubel click router B kemudian pilih CLI
Router> enable
Router# configure terminal
2.    Setting IP Address Router C eth0 (example pada fa0/0) ke Router B
Router(config)# interface FastEthernet0/1
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.3.253 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
3.    Setting IP Address Router C  eth1 (example pada fa0/1) ke Switch
Router(config)# interface FastEthernet0/0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.5.254 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
4.    Tambahkan informasi pada table routing pada Router C
Router(config)# router rip
Router(config-router)# version 2
Router(config-router)# network 192.168.3.0
Router(config-router)# network 192.168.5.0
Router(config-router)# exit
Router(config)# exit
5.    Lihat hasil konfigurasi static routing pada Router C
Router# show ip route
d.    Cek hasil pada komputer client
Jika  dari kesemua  komputer tersebut dapat saling berkomunikasi maka konfigurasi dynamic routing dengan RIPv2 sudah berhasil. Selain kita cek dengan menggunakan ping juga menggunakan perintah tracert “ip address terget”.



2.    Simulasi menggunakan protocol OSPF


Tabel Routing Dari Gambar Desain Diatas,
Router A
Nomor    Destination    Netmask    Gateway    Interface    Keterangan
1    192.168.1.0    /24    *    Eth0    Direct Connection
2    192.168.2.0    /24    *    Eth1    Direct Connection
3    192.168.3.0    /24    192.168.2.253    Eth0    Indirect Connection
4    192.168.4.0    /24    192.168.2.253    Eth0    Indirect Connection
5    192.168.5.0    /24    192.168.3.253    Eth1    Indirect Connection

    Router B
Nomor    Destination    Netmask    Gateway    Interface    Keterangan
1    192.168.1.0    /24    192.168.2.254    Eth1    Indirect Connection
2    192.168.2.0    /24    192.168.3.254    Eth1    Indirect Connection
3    192.168.3.0    /24    *    Eth0    Direct Connection
4    192.168.4.0    /24    192.168.3.254    Eth1    Indirect Connection
5    192.168.5.0    /24    *    Eth1    Direct Connection

    Langkah Kerja :
a.    Konfigurasi Router A
1.    Double click router A kemudian pilih CLI
Router> enable
Router# configure terminal
2.    Setting IP Address Router A eth0 (example pada fa0/0) ke Switch
Router(config)# interface FastEthernet0/0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.1.254 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
3.    Setting IP Address Router A eth1 (example pada fa0/1) ke Router B
Router(config)# interface FastEthernet0/1
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.2.254 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
4.    Tambahkan  informasi pada table routing pada Router A
Router(config)# router ospf 1
Router(config-router)# network 192.168.1.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)# network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)# exit
Router(config)# exit
5.    Lihat hasil konfigurasi static routing pada Router A
Router# show ip route
a.    Konfigurasi Router B
1.    Double click router A kemudian pilih CLI
Router> enable
Router# configure terminal
2.    Setting IP Address Router B eth0 (example pada fa0/0) ke Router A
Router(config)# interface FastEthernet0/0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.2.253 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
3.    Setting IP Address Router B eth1 (example pada fa0/1) ke Router C
Router(config)# interface FastEthernet0/1
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.3.254 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
4.    Setting IP Address Router B eth2 (example pada Eth0/1) ke Switch
Router(config)# interface Ethernet0/0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.4.254 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
5.    Tambahkan informasi pada table routing Router B
Router(config)# router ospf 1
Router(config-router)# network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)# network 192.168.3.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)# network 192.168.4.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)# exit
Router(config)# exit
6.    Lihat hasil konfigurasi static routing pada Router B
Router# show ip route

a.    Konfigurasi Router C
1.    Double click router C kemudian pilih CLI
Router> enable
Router# configure enable
2.    Setting IP Address Router C eth0 (example pada fa0/1) ke Router B
Router(config)# interface FastEthernet0/1
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.3.253 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
3.    Setting IP Address Router C eth1 (example pada fa0/0) ke Switch
Router(config)# interface Ethernet0/0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.5.254 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
4.    Tambahkan informasi pada table routing pada Router C
Router(config)# router ospf 1
Router(config-router)# network 192.168.3.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)# network 192.168.5.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)# exit
Router(config)# exit
5.    Lihat hasil konfigurasi static routing pada Router B
Router# show ip route
b.    Cek hasil pada komputer client
Jika dari kesemua komputer tersebut dapat saling berkomunikasi maka konfigurasi dynamic routing dengan OSPF sudah berhasil. Selain kita cek dengan menggunakan ping  juga menggunakan “ip address target”



Keterangan commad diatas :
1.    Router OSPF 1
        Angka 1 adalah Process-id  merupakan nomor antara 1 – 65535 yang ditentukan oleh system administrator. Process-id digunakan untuk menentukan nomor dari OSPF yang digunakan. Biasanya dalam suatu topologi jaringan digunakan process-id yang sama agar memudahkan dalam konfigurasi.
2.    Network 192.168.3.0 0.0.0.255 area 0
        Angka  0.0.0.255 adalah wildcard mask. Wildcard mask merupakan kebalikan dari subnet mask. Jika subnet mask adalah 255.255.255.0, maka wildcard mask nya adalah 0.0.0.255. angka binary 0 pada subnet mask diubah menjadi angka binary 1 pada wildcard mask.
        Area 0 adalah Area-id pada OSPF merupakan nilai antara 0-4294967295 yang ditentukan oleh system administrator. Area-id menjadi identitas untuk setiap router dengan area-id yang sama untuk berbagi tentang informasi link-state. Router dengan area-id yang sama pasti memiliki informasi link-state yang sama di database link-state nya. Area-id dapat di setting menjadi single area (Area 0 saja) atau multi area (terdiri dari banyak area). Area 0 digunakan sebagai backbone area atau area yang menjadi core network. Sedangkan area lain menjadi support area, biasanya area dengan jaringan kecil.

3.    Simulasi menggunakan protocol EIGRP



    Tabel Routing Dari Gambar Desaign di atas
Router A
Nomor    Destination    Netmask    Gateway    Interface    Keterangan
1    192.168.1.0    /24    *    Eth0    Direct Connection
2    192.168.2.0    /24    *    Eth1    Direct Connection
3    192.168.3.0    /24    192.168.2.253    Eth0    Indirect Connection
4    192.168.4.0    /24    192.168.2.253    Eth0    Indirect Connection
5    192.168.5.0    /24    192.168.3.253    Eth0    Indirect Connection

Router B
Nomor    Destination    Netmask    Gateway    Interface    Keterangan
1    192.168.1.0    /24    192.168.2.254    Eth1    Indirect Connection
2    192.168.2.0    /24    *    Eth0    Direct Connection
3    192.168.3.0    /24    *    Eth1    Direct Connection
4    192.168.4.0    /24    *    Eth2    Direct Connection
5    192.168.5.0    /24    192.168.3.253    Eth0    Indirect Connection

Router C
Nomor    Destination    Netmask    Gateway    Interface    Keterangan
1    192.168.1.0    /24    192.168.2.254    Eth1    Indirect Connection
2    192.168.2.0    /24    192.168.3.254    Eth1    Indirect Connection
3    192.168.3.0    /24    *    Eth0    Direct Connection
4    192.168.4.0    /24    192.168.3.254    Eth1    Indirect Connection
5    192.168.5.0    /24    *    Eth1    Direct Connection

LANGKAH KERJA :
b.    Konfigurasi Router A
7.    Doubel click router A kemudian pilih CLI
Router> enable
Router# configure terminal
8.    Setting IP Address A eth0 (example pada fa0/0) ke switch
Router(config)# interface FastEthernet0/0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.1.254 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
9.    Setting IP Address A eth1 (example pada fa0/1) ke Router B
Router(config)# interface FastEthernet0/1
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.2.254 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
10.    Tambahkan informasi pada table routing pada Router A
Router(config)# router rip
Router(config-router)# version 2
Router(config-router)# network 192.168.1.0
Router(config-router)# network 192.168.2.0
Router(config-router)# exit
Router(config)# exit
11.    Lihat hasil konfigurasi static routing pada Router A
Router# show ip route
c.    Konfigurasi Router B
6.    Doubel click router B kemudian pilih CLI
Router> enable
Router# configure terminal
7.    Setting IP Address Router B eth0 (example pada fa0/0) ke Router A
Router(config)# interface FastEthernet0/0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.2.254 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
8.    Setting IP Address Router B eth1 (example pada fa0/1) ke Router C
Router(config)# interface FastEthernet0/1
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.3.254 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
9.    Setting IP Address Router B eth2 (example pada eth0/1) ke Switch
Router(config)# interface Ethernet 0/0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.4.254 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
10.    Tambahkan informasi pada table routing pada Router B
Router(config)# router rip
Router(config-router)# version 2
Router(config-router)# network 192.168.2.0
Router(config-router)# network 192.168.3.0
Router(config-router)# network 192.168.4.0
Router(config-router)# exit
Router(config)# exit
12.    Lihat hasil konfigurasi static routing pada Router B
Router# show ip route
d.    Konfigurasi Router C
6.    Doubel click router B kemudian pilih CLI
Router> enable
Router# configure terminal
7.    Setting IP Address Router C eth0 (example pada fa0/0) ke Router B
Router(config)# interface FastEthernet0/1
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.3.253 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
8.    Setting IP Address Router C  eth1 (example pada fa0/1) ke Switch
Router(config)# interface FastEthernet0/0
Router(config-if)# no shutdown
Router(config-if)# ip address 192.168.5.254 255.255.255.0
Router(config-if)# exit
9.    Tambahkan informasi pada table routing pada Router C
Router(config)# router rip
Router(config-router)# version 2
Router(config-router)# network 192.168.3.0
Router(config-router)# network 192.168.5.0
Router(config-router)# exit
Router(config)# exit
10.    Lihat hasil konfigurasi static routing pada Router C
Router# show ip route
e.    Cek hasil pada komputer client
Jika  dari kesemua  komputer tersebut dapat saling berkomunikasi maka konfigurasi dynamic routing dengan RIPv2 sudah berhasil. Selain kita cek dengan menggunakan ping juga menggunakan perintah tracert “ip address terget”.


F.    Permasalahan dan Traoubleshooting
1.    Permasalahan
a.    Setelah melakukan konfigurasi PC tidak dapat terkoneksi satu sama lain
2.    Troubleshooting
b.    Periksa kembali konfigurasi yang telah di buat. Periksa satu per satu setingan pada ip address, gateway maupun konfigurasi routing pada protocol dan konfigurasi redistribusinya
                  
VI. KESIMPULAN
  1. Routing adalah proses bagaimana router melewatkan paket ke jaringan yang dituju.
  2. Router sebagai komunikasi yang dipakai antar router-router.
  3. Algoritma Routing dapat diklasifikasikan 2 kategori,yaitu distance vector atau link-state.


Referensi 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MIKROTIK ROUTER

Apa Itu Mikrotik? Inilah Fungsi dan Jenis-Jenisnya  Mikrotik merupakan sistem operasi Linux base yang digunakan untuk network router. Mikrotik didesain untuk memberi kemudahan bagi para penggunanya. Sistem administrasinya bisa diterapkan dengan menggunakan Windows Application (Winbox). Selain itu, proses instalasi juga bisa dilakukan dengan mengunakan Standard Computer. PC yang digunakan untuk router mikrotik juga tidak membutuhkan resource yang besar untuk penggunaannya. Karena digunakan untuk satu fungsi saja, misalnya gateway dan sebagainya. Tentu untuk router mikrotiknya juga harus dipilih yang paling memadai agar kinerja tidak terganggu. Anda yang ingin  belajar mikrotik  lebih jauh, simak saja ulasan berikut. Pengertian Mikrotik Secara umum, mikrotik merupakan sistem operasi dan perangkat lunak yang bisa digunakan untuk menjadikan sebuah PC atau komputer untuk router network yang handal. Didalam routernya tadi, PC juga bisa mencangkup banyak fitur unggula...

Perangkat Jaringan Komputer

PERANGKAT JARINGAN KOMPUTER   1.Repeater  Repeater adalah perangkat jaringan yang memiliki fungsi memperluas jangkauan sinyal wifi dari server agar perangkat lain bisa terhubung. Cara kerja dari repeater itu sendiri adalah dengan menerima sinyal dari server, kemudian memancarkannya kembali dengan jangkauan yang lebih luas dan kuat, dengan kata lain sinyal yang lemah dapat dipancarkan kembali menjadi lebih kuat dan luas. Perangkat repeater ini sangat cocok digunakan pada ruangan yang membutuhkan penyebaran jaringan wifi yang merata seperti perkantoran, apartemen, hotel, kos-kosan dan lain sebagainya. 2.   Modem Modulator demodulator atau yang sering disingkat dengan modem merupakan perangkat jaringan yang memiliki fungsi mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog atau sebaliknya. Data yang diberikan kepada komputer ke modem umumnya berbentuk sinyal digital. Maka dari itu, ketika modem mendapatkan data berbentuk sinyal analog, modem harus meruba...

Perangkat Keras

Hallo teman-teman semua disini saya akan jelaskan mengenai, apa sih itu perangkat keras komputer? let's kuy ke pembahasannya!!!! MENGIDENTIFIKASI PERANGKAT KOMPUTER 1. Hardisk Harddisk merupakan perangkat keras komputer yang bekerja secara sistematis dan menjadi media penyimpanan data. Data yang disimpan pada harddisk bersifat permanen atau tidak akan hilang dan terhapus. Kapasitas daya tamping harddisk cukupbesar. Penghitungan data pada harddisk adalah dalam ukuran byte. Harddisk dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu IDE dan SCSI. Kedua jenis harddisk ini bias dibedakan dari pin data pada harddisknya. Jenis IDE mempunyai 40 pin sedangkan SCSI mempunyai 50 pin. 2. Kabel Data IDE/PATA Merupakan sebuah kontroler hardisk yang paling umum.Di dalam mainboard digunakan dua kabel IDE yang menancap pada dua konektor yang disediakan oleh mainboard.IDE 1 disebut dengan primary,sedangkan IDE 2 disebut secondary,dan tiap konektornya memiliki 2 alat yaitu master dan slave. ...